Minggu, 23 Mei 2010

Manusia Dan Pandangan Hidup


PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP

Pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan di dalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan. Dalam kehidupannya  manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu.
            System nilai budaya sering juga merupakan pandangan hidup bagi manusia yang menganutnya. Apabila system nilai merupakan pandangan hidup yang dianut olah sebagian besar warga masyarakat, maka pandangan hidup merupakan suatu system pedoman yang dianut oleh golongan-golongan atau lebih sempit lagi, oleh individu-individu khusus dalam masyarakat. Oleh karena itu hanya ada pandangan hidup golongan atau individu tertentu, tetapi tak ada pandangan hidup seluruh masyarakat.

2. CITA-CITA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Keinginan, harapan, maupun tujuan tersebut merupakan orientasi yang ingin diperoleh seseorang pada masa mendatang.
Dapat atau tidaknya seseorang mencapai apa yang dicita-citakannya, hal itu tergantung atas tiga faktor, antara lain:
a.   Faktor Manusia
Untuk mencapai cita-cita, faktor yang paling menentukan adalah manusianya sendiri, terutama kualitasnya, karena manusia tanpa dilengkapi kemampuan tidak akan pernah dapat mencapai cita-citanya, atau dengan kata lain, manusia seperti ini hanya berkhayal saja.
b.  Faktor Kondisi 
Pada umumnya ada dua kondisi yang dapat mempengaruhi tercapainya cita-cita, yaitu yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangka faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita.


c.   Faktor tingginya cita-cita
Tingginya cita-cita merupakan suatu hal yang harus dipegang oleh seorang manusia yang ingin mencapai cita-citanya
Suatu cita-cita tidak hanya dimliki oleh individu saja, masyarakat dan bangsa memiliki cita-cita juga. Cita-cita masyarakat suatu kampong, misalnya, antara lain berupa keinginan untuk memperoleh suatu sekolah menengah agar anak-anak kampung tidak perlu bersusah payah mencari sekolah.
Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa, misalnya, bangsa Indonesia mendirikan suatu negara yang maerupakan sarana untuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran.
3. KEBAJIKAN
            Kebajikan mengandung arti perbuatan baik, sesuatu yang mengandung kebaikan. Dengan demikian, maka kebajikan merupakan suatu tindakan (action) yang bersumber pada kebajikan, yaitu kepandaian kemahiran.

            Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku seseorang terdiri atas tiga hal, yaitu pembawaan, lingkungan, dan pengalaman.
a.       Faktor Pembawaan
Pembawaan (hereditas) telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan karena pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai dari orang tua.
b.      Faktor Lingkungan
Lingkugan (environment) merupakan alam kedua yang membentuk tingkah laku seseorang (secondary nature). Setelah seorang anak lahir. Lingkungan yang membentuk jiwa seseorang terdiri atas lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Dalam lingkungan keluarga, orang tua ataupun anak-anak yang lebih tua merupakan panutan seseorang, sehingga apabila yang dianut sebagai teladan berbuat yang baik-baik, si anak yang tengah membentuk diri pribadinya akan baik juga. Dalam lingkungan sekolah yang menjadi panutan utama adalah guru, sementara itu teman-teman sekolah dapat juga memberikan andilnya. Dalam lingkungan sekolah, tokoh panutan seorang anak sudah memiliki posisi yang lebih luas dibandingkan dalam lingkungan keluarga. Pembentukan pribadi dalam sekolah terjadi pada masa anak-anak atau masa sekolah. Lingkungan masyarakat, di dalam ligkungan ini, yang menjadi panutan seorang bagi seseorang adalah tokoh masyarakat dengan masa setelah anak-anak menjadi dewasa atau duduk di perguruan tinggi.
c.       Pengalaman
Pengalaman khas yang pernah diperoleh seseorang dapat menentukan tingkah laku seseorang. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negative, maupun pengalaman manis yang sifatnya positif dapat memberi manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.
           
            Selain tampak dari tingkah lakunya sebagai aksi (action), kebijakan seseorang juga akan tampak dari tutur kata bahasa lisannya. Tutur kata atau bahasa seseorang juga dapat menunjukkan pribadinya. Oleh karena itu, tutur kata yang keras dan menyakitkan hati ataupun tutur kata yang lunak, tetapi memedihkan hati merupakan cara yang sama sekali yang tidak bijaksana dan tidak menggambarkan suatu kebajikan. Sebaliknya, tutur kata yang lemah lembut, penuh pengertian, dan nasihat menggambarkan kebajikan si pembicara.

4. ETIKA

            Istilah etika dalam bahasa Indonesia berasal dari kata Yunani, ethos, yang berarti watak kesusilaan atau dapat. Jadi, hampir sama dengan pengertian moral, yang berarti cara hidup atau adat. Etika itu dipergunakan dalam mengkaji suatu sistem nilai yang ada. Sedangkan moral dipergunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai.

            Berikut diberikan dua buah definisi etika. “Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sebaiknya manusia hidup dalam masyarakat, apa yang baik dan apa yang buruk, segala ucapan harus senantiasa berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan tentang peri keadaan hidup dalam arti kata seluas-luasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar